Selasa, 24 Juni 2008

Membangun System Audio Idaman

Planning
Langkah pertama adalah menentukan berapa besar anggaran yang dialokasikan untuk membangun system audio. Tentukan batasan maksimal dan target komponen yang akan dibeli. Kita perlu berhati – hati dengan ambisi kita dalam berburu peralatan high – end. Banyak sekali kasus dimana seorang audiophile telah berbelanja sampai angka yang luar biasa namun suara yang dihasilkan dari system audionya tidaklah sebanding dengan apa yang telah dikeluarkannya. Bukan karena komponenya jelek tetapi karena komponen-komponen tersebut tidak bersinergi menghasilkan suara yang baik tetapi justru sebaliknya. Misalnya loudspeaker yang dipilih adalah yang berkarakter “bright dan super detail” dan amplifier yang dipilh juga yang berkarakter “bright” . Alhasil, system audionya hanya dapat didengar pada setengah jam pertama sedangkan selanjutnya kita sudah capek dan jenuh dibuatnya.

Pengenalan Komponen
Sebagai awal membangun sistem audio ada baiknya mengetahui komposisi umum untuk sebuah system audio high end :

Sumber Suara: CD Player, Turntable atau perangkat sumber suara lain
Penguatan suara: Integrated Amp atau Pre-Power Amp
Speaker: Monitor, Floorstand
Perkabelan: Interkonek, Speaker
Aksesoris: Power Conditioner, Equipment Platform
Ruang Dengar: Akustik

Setelah mengetahui kompsisi komponen dasar suatu system High End, selanjutnya adalah menentukan berapa budget yang akan dialokasikan ke masing-masing komponen tersebut. Yang paling umum berlaku adalah sebagai berikut :

Sumber Suara: 20%
Penguat Suara: 30%
Loudspeakers 40%
Cable & Accessories 10%
Total = 100%
Budget ruang dengar idealnya sekitar 30% - 75% dari total harga diatas. Tetapi hal ini tidak mutlak.

Loudspeakers
Hal paling mudah untuk menentukan suatu loudspeaker yang baik adalah resonansi box loudspeaker tersebut. Biasanya box yang baik adalah yang tidak menimbulkan resonansi bunyi sama sekali atau menekan sekecil mungkin resonansi bunyi. Karena resonansi menimbulkan bunyi yang tidak dikehendaki dalam reproduksi suara dan meyebabkan kolorasi suara. Untuk mengetahui kualitas box speaker adalah cukup dengan mengetuk secara halus box nya. Jika menimbulkan suara yang kosong hampir dapat dipastikan resonansi suara yang timbul besar dan apabila terkesan mati atau berisi maka box tersebut mempunyai efek resonansi yang kecil.
Lebih jauh, Crossover pada speaker turut memberi peran yang tidak kalah penting. Penentuan cut off frekwensi, integrasi antar driver dan lain-lain diatur dalam modul kecil yang terletak di belakang atau bawah kotak speaker ini. Terkadang ada manufaktur yang merancang crossover sedemikian rumit untuk memperoleh hasil suara yang bagus, namun dilain sisi ada pula manufaktur yang membuat speaker dengan konsep crossover less, dengan alas an akan memperpendek signal suara .

Ruang Dengar
Yang terbaik adalah apabila ruangan tersebut menyisakan sedikit ruang yang hidup sehingga reverberant suara masih bermain di space tersebut. Umumnya para audiophile menggunakan beberapa perangkat room treatment seperti Echo Buster atau RPG Diffusor dan sebagainya untuk setting sebuah ruangan. Beberapa perangkat tersebut bahkan special dibuat untuk tidak menyerap suara tetapi justru memecah dan memantulkannya kembali sembarang arah. Dipercaya teknologi ini mampu untuk membuat suara lebih hidup dibanding menyerap eneginya yang cenderung akan membuat treble menjadi dull.
Apabila kita tidak dapat mengusahakan ruangan dengar khusus dan terpaksa harus ditempatkan di ruang tamu atau tempat lain yang terbuka yang tidak memungkinkan dipasang perangkat room treeatment, usahakan di sudut ruangan di belakang speaker ditempatkan peredam seperti busa atau glass wool untuk meredam gema bass yang excessive.
Ukuran ideal untuk sebuah ruang dengar adalah 5 m x 8 m. x 3 m (pxlxt) karena dengan ruangan sebesar ini kita dapat menempatkan speaker floorstanding full range yang dapat menghasilkan medan suara yang besar dan tampilan vocal penyanyi yang utuh dari kepala samapai ke kaki. Layaknya si penyanyi atau pemain instrument tersebut hadir di ruangan tersebut.

Uji Dengar sound speaker
Setelah itu yang paling vital adalah uji dengar. Referensi buku atau majalah bisa membantu untuk memperkecil kemungkinan tetapi belilah barang yang sesuai dengan selera kita. Karakter suara dan jenis musik yang kita sukai dan pilihlah komponen yang mendekati apa yang kita inginkan.
Bawalah cd lagu kesukaan yang telah kita kenal dan sering dengar sebagai bahan referensi. Kemudian lakukankanlah comparative test A/B yaitu dengan mencoba amplifier yang kita inginkan. Kenali karakter suaranya kemudian gantilah dengan amplifier pembanding lain lalu catat perbedaannya. Kemudian kembali lagi ke amplifier yang kita inginkan. Dengan melakukan hal ini memungkinkan kita untuk lebih jelas mengetahui kelemahan dan kelebihan dari salah satu amplifier tersebut.

0 komentar:

 
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action