Jumat, 18 Juli 2008

Teknologi Baru Pengobatan Asma

Berkembangnya dunia kedokteran dan farmasi membawa angin segar bagi masalah kesehatan termasuk penderita asma. Kini para ahli berhasil menciptakan teknik baru pereda asma yang menggunakan gelombang radio untuk mengatasi penyempitan saluran pernapasan yang diderita pasien penyakit asma.

Teknik tersebut disebut dengan bronchial thermoplasty. Ini adalah terapi asma pertama tanpa obat-obatan. Kami akan melakukan ujicoba untuk menunjukkan responnya yang luar biasa," kata Dr.John D Miller, wakil peneliti dari McMaster University, Kanada.

Dalam terapi thermoplasty, doktor akan menggunakan kabel khusus yang bisa memancarkan gelombang radio ke dalam paru-paru. Panas yang dipancarkan gelombang radio ini akan menghancurkan otot halus yang berada di saluran pernapasan. "Ide awal dari thermoplasty ini adalah otot halus yang berada di sepanjang saluran pernapasan, ketika otot-otot itu mengencang akibatnya adalah saluran pernapasan menyempit," kata Miller. "Maka jika jumlah otot tersebut bisa dikurangi maka tidak ada lagi yang akan membuat saluran pernapasan menyempit," tambahnya.

Dalam riset awal, Dr.Miller dan koleganya melakukan ujicoba kepada 112 orang yang menderita asma, dari yang ringan sampai kronik. Setengah responden diberikan terapi thermoplasty sebanyak tiga sesi. Sedangkan sisanya memakai obat asma biasa.

Setahun kemudian, aliran udara pada saluran pernapasan responden yang melakukan thermoplasty mengalami perbaikan, yakni 39 liter per menit, dibandingkan dengan mereka yang memakai terapi biasa hanya 8,5 liter.

Kelompok penerima thermoplasty juga dilaporkan mengalami bebas gejala asma selama 40 hari, dibandingkan dengan kelompok lainnya yang hanya 17 hari. Dalam tes kedua, tim peneliti melibatkan 350 pasien asma. Dalam riset kedua ini, kesehatan para responden akan diikuti selama dua tahun.

Menurut peneliti lain, Dr.Elliot Israel dari Harvard Medical School, terapi kesehatan ini tidak hanya membuat aliran udara lebih lancar tetapi juga mengubah beberapa jaringan penghubung di saluran pernapasan. "Sel otot yang hidup memproduksi zat kimia dan sinyal biologi yang meningkatkan peradangan," katanya.

"Aspek lain yang penting dari metode ini adalah mengembalikan perhatian kepada jaringan otot pada penderita asma. Selama ini jaringan otot tidak diabaikan para ahli, selama ini perhatian hanya difokuskan pada kekebalan dan peradangan, bukannya otot di saluran pernapasan," kata Charles G. Irvin dari Vermont Lung Center.

Menurut Irvin, thermoplasty bukanlah terapi yang paling baik untuk mempengaruhi jaringan otot. "Pasien harus datang selama tiga kali dan ada risikonya setiap kali Anda melakukan bronchoscopy," katanya. Lagipula thermoplasty hanya efektif untuk pasien yang akut. "Mungkin kita bisa melakukan thermoplasty dalam cara yang tidak invasif," kata Irvin.

0 komentar:

 
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action