Selasa, 08 Juli 2008

'Rock Parade' set to rock Jakarta



festival yang menampilkan beragam sub genre rock dari berbagai dekade akan dilangsungkan pada
11-13 Juli 2008 di Tennis Indoor dan Tennis Outdoor, Senayan, Jakarta. Menghadirkan
sekitar seratus band lokal dan internasional.
Lima puluh tahun lalu, Andy Tielman beserta band-nya, The Tielman Brothers,
memperkenalkan rock ala Indonesia kepada dunia. Mereka menghantam panggung di Eropa
dengan musik yang sangat menghentak, agresif, liar. Menggabungkan notasi musik
tradisional Indonesia dengan rock n' roll. Andy Tielman dan Tielman Brothers mengawali
segala sejarah akrobat gitar rock spektakuler: melempar gitar, memukul fret gitar dengan stick
drum, bermain gitar dengan kaki dan gigi jauh sebelum dunia mengenal Jimi Hendrix. Publik
terpukau, dan mengenal musik mereka dengan ”Indo Rock”. Tielman Brothers menuai banyak
penggemar, salah satunya: The Beatles! Jauh di kemudian hari, video penampilan Tielman
Brothers hadir di You Tube. Sebuah rekaman aksi panggung paling dahsyat untuk seluruh
generasi. Ini salah satu fakta bahwa Indonesia, dengan Indo Rock-nya, merupakan bagian
terpenting dalam sejarah rock dunia.
Memasuki dekade 70-an, ledakan rock di Indonesia semakin tak terbendung. Inilah periode
dimana Indonesia melahirkan dua band indie pertamanya: Shark Move (melalui album
”Ghede Chokras's”, 1973) dan Gipsy (dengan album ”Guruh Gipsy”, 1976). Shark Move
menampilkan alur progressive rock pekat pada hit klasik “My Life” dan psychedelic rock
mengawang sekaligus menghentak di lagu “Evil War”, dengan desain cover album sureal
yang begitu artistik. Album ini di tahun 2007 dirilis kembali dalam format CD oleh Shadoks
Studio, sebuah perusahaan rekaman di Jerman.
Sementara Gipsy berkolaborasi dengan Guruh Soekarno Putra (serta sederet pemain
gamelan), menawarkan cara penulisan lirik yang baru pada leburan progressive rock dan
musik etnik Indonesia. Dilengkapi sebuah buku yang menceritakan tentang konsep bermusik
mereka, album “Guruh Gipsy” hingga kini menjadi salah satu rekaman maha karya.
Episode berikutnya adalah semakin suburnya berbagi sub genre rock di Indonesia . Hingga di
tahun 1994, Pas Band merilis debut EP-nya, “4 Through The Sap” secara independen.
Mencapai ledakan luar biasa, membuka pintu untuk band-band bagus lainnya, menyebarkan
etos do it yourself se-Nusantara untuk band-band sesudahnya, dengan “penerus” puluhan
band istimewa yang mudah kita temui di My Space, yang kemudian banyak diantara mereka
berhasil mendistribusikan albumnya bersama sejumlah indie label internasional dan
manggung di berbagai festival musik bergengsi di berbagai negara.
source : http://www.jakartarockparade.com

0 komentar:

 
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action