Jumat, 04 Juli 2008

Prinsip-Prinsip Umum Survey Gua dengan Alat Survey ( Teknik Pengukuran dalam Caving )



Jika survai/ pemetaan gua dilakukan sendirian, hal ini berarti sama sekali tidak ada kesempatan untuk melakukan hal yang terbaik, maka untuk itu harus membutuhkan bantuan dari orang lain. Sehingga kegiatan survai seharusnya dilakukan oleh sebuah tim yang terlatih.

Tim survai harus tidak kurang dari dua orang, biasanya tiga atau empat orang. Kelompok yang berjumlah tiga orang dapat dibagi perkerjaan sebagai berikut: satu orang bertugas pada pembacaan instrumen, orang kedua (tulisan paling rapi dan paling artistik) untuk merekam gambar dan membuat skets, orang ketiga membawa ujung pita ukur dan berfungsi sebagai general factotum.


Ada tiga jenis pekerjaan lapangan ( metodologi survey ):
1) pengukuran centre line survai,
2) merekam penampang, detail bentuk lorong, dll, dan
3) detail permukaan diatas gua.

Lembar rekaman survey

Metode untuk merekam informasi di dalam gua, tergantung pada selera dan pengalaman. Tiap tim surveyor akan mencari cara dengan metodenya sendiri. Hal ini menyebabkan penggunaan buku catatan lebih disukai (Brook, 1970) tetapi secara umum lebih baik menggunakan lay out berbentuk tabel pada lembaran kertas bebas. Dalam bentuk ini, jika ada kehilangan data dengan mudah diketahui dan tidak ada keraguan mengenai tiap bentuk data.

Lembar-lembar lepas dapat tertukar pada saat basah atau berlumpur. Ada satu contoh lembar rekaman yang layak untuk digunakan untuk setiap tipe survey, namun terkadang untuk survey yang lebih sederhana, beberapa kolom tidak diperlukan.
Paling tidak separuh halaman lembar harus dibiarkan kosong untuk skets dan catatan, dan sekitar 6 stasiun pada halaman adalah jumlah yang cukup. Ada surveyor yang menggunakan satu lembar tiap satu tahap survey, tetapi hal ini boros kertas dan akan kehilangan skets yang menerus.

Center Line

Rangka dari garis survey merupakan pengambilan data pengukuran tanah sepanjang garis menerus gua. Tiap satu garis antar stasiun survey disebut dengan LEG. Tiap leg diukur: panjang, arah dan perubahan tinggi, sehingga menjadi bentuk kerja pengukuran pita ukur,kompas dan clinometer. (Clinometer adalah pengukuran sudut kemiringan sepanjang leg; perubahan tinggi dihitung dari sudut itu dan jarak).

Survey Permukaan

Setiap survey harus memasukkan referensi grid nasional (atau garis lintang dan bujur jika tidak ada grid nasional) dan ketinggian entrance; peta yang menunjukkan bentukan permukaan di atas gua sangat berguna dan penting. Beberapa informasi ini dapat dilihat dari peta Ordnance Survey (Survey Perlengkapan Perang) tetapi untuk lebih akurat dapat diukur sendiri oleh surveyor. Ketelitian kontur tidak dapat diandalkan untuk keakuratan altitude (lihat Bowser,1972), terutama pada peta yang tua sebelum digunakan metode photogrammetric, sebab posisi-posisi yang ada pada peta adalah hasil interpolasi.

Di daerah tanpa bentukan, perlu dilaksanakan survey untuk dapat menentukan tanda-tanda penting yang dapat memastikan lokasi presisi dari entrance atau bentukan permukaan yang tidak tertera dalam peta. Foto udara seringkali dapat membantu. Jika mungkin, survey permukaan sebaiknya mengunakan instrumen konvensional dan metode seperti level (waterpas) dan staff (tongkat), theodolite dan tacheometri, atau dengan plane table. Jika peralatan survey ini tidak tersedia, survey tempat / gua dapat menggunakan alat survai yang benar dan cocok.

source : http://ardyprasetyo.wordpress.com/

0 komentar:

 
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action