Senin, 14 Juli 2008

Membeli atau Sewa Mobil ?

MAHALNYA harga mobil dan tingginya ongkos pemeliharaannya, membuat banyak orang berpendapat bahwa menyewa mobil lebih menguntungkan daripada membeli. Pendapat seperti itulah yang membuat bisnis jasa penyewaaan mobil semakin marak. Walaupun ada orang yang menyewa mobil untuk keperluan pribadi, tetapi jumlahnya tidak signifikan dan biasanya hanya untuk jangka pendek.

Penggunaan jasa penyewaan mobil sebagian besar adalah perusahaaan, terutama perusahaan-perusahaan besar. Dan, biasanya penyewaan itu dilakukan untuk jangka panjang, yakni dua sampai empat tahun. Hal itu disebabkan banyak perusahaan besar mempekerjakan tenaga-tenaga ahli, baik domestik maupun asing (expatriate), yang masa kontraknya dua sampai empat tahun. Kepada mereka diberikan fasilitas mobil berikut dengan sopirnya.

Membeli mobil hanya untuk keperluan dua sampai empat tahun dianggap tidak efisien. Karena, setelah kontrak dengan tenaga ahli berakhir, mobil dan sopirnya tidak diperlukan lagi. Mobil dengan mudah bisa dijual, walaupun harganya telah jatuh. Tetapi, bagaimana dengan nasib sopirnya?

Pertimbangan-pertimbangan seperti itulah yang membuat banyak perusahaan menggunakan jasa penyewaan kendaraan. Dengan membayar uang sewa, semua urusan selesai. Sebab, tarif sewa mobil yang ditetapkan itu sudah mencakup segala sesuatunya. Mulai dari biaya ganti oli, perbaikan, perawatan rutin, sampai asuransi. Dan, karena tarif sewa itu juga mencakup asuransi, maka segala risiko yang mungkin terjadi pada mobil yang disewa, seperti kecelakaan atau hilang, akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Sebuah perusahaan minuman yang tergolong besar di kawasan Jakarta Barat, misalnya, memanfaatkan perusahaan jasa sewa mobil untuk para manajernya. Untuk mobil Toyota Kijang tahun 1996, misalnya, perusahaan ini menyewa sekitar Rp 4 juta per bulan tanpa pengemudi. Dengan pengemudi tarifnya tentu lebih mahal lagi.

TARIF sewa mobil yang ditetapkan bervariasi, tergantung pada jenis kendaraan, lama sewa, jumlah unit yang disewa, dan lain sebagainya. Antara satu perusahaan jasa sewa dengan lainnya, tarif yang dipasang hampir sama, dan jika ada perbedaan tidak terlampau mencolok. Beberapa karyawan perusahaan sewa mobil yang sering beriklan di media cetak menuturkan, biasanya untuk perusahaan biaya sewa lebih murah dibandingkan perorangan. Alasannya, di samping alasan keamanan, juga ada beberapa faktor lain seperti misalnya pembayaran akan lebih mudah jika dengan perusahaan.

Berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan jasa sewa mobil pada umumnya sama. Untuk perusahaan harus ada fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Surat Izin Mengemudi (SIM). Sekilas persyaratan itu mudah dipenuhi, namun dalam praktiknya juga diperlukan survei.

Sebagian besar perusahaan jasa sewa ini lebih memilih perusahaan sebagai mitranya, karena pada umumnya mobil yang disewakan dalam kondisi lepas kunci (tanpa pengemudi). Sedangkan untuk perorangan dibutuhkan surat referensi dari perusahaan, dan selanjutnya harus melalui survei yang sangat ketat dari perusahaan jasa sewa mobil. Apalagi jika penyewaan mobil itu dilakukan tanpa pengemudi. Survei ketat sebelum menyewakan mobil kepada perorangan, dilakukan karena tidak selalu orang yang menyewa mobil mempunyai itikad baik. Tidak jarang terjadi, mobil yang disewa itu disewakan lagi kepada orang lain, atau bahkan mobil itu digadaikan.

Sebagai gambaran, tarif sewa untuk Toyota Kijang ditetapkan sekitar Rp 350.000 per hari (berikut pengemudi, di luar bahan bakar) dan berbagai pengeluaran seperti karcis tol, parkir, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk luar Jakarta dipatok sekitar Rp 400.000 per hari.

Untuk jenis sedan seperti Toyota Soluna tahun 2000, harga sewa sekitar Rp 400.000 per hari. Untuk sewa perusahaan biasanya harga dapat dinegosiasikan, tergantung lama sewa dan lain sebagainya. Biasanya untuk sewa bulanan tanpa sopir, harganya bisa lebih rendah sekitar 10 persen dibanding sewa harian.

***

SITUASI ekonomi yang tidak menentu akhir-akhir ini mengakibatkan penyewaan kendaraan harian menurun 40-50 persen. Sembiring, seorang bagian transpor penyewaan mobil di kawasan Jalan Kramat Kwitang, Jakarta Pusat, mengatakan, jika sebelumnya dalam satu hari bisa keluar sekitar 10 unit kendaraan, baik sedan maupun minibus, dalam dua-tiga bulan ini hanya keluar empat sampai lima mobil. "Malahan kadang-kadang hanya dua sampai tiga unit," tambahnya.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ida, bagian penerimaan pesanan kendaraan pada sebuah perusahaan penyewaan mobil di kawasan Klender, Jakarta Timur. Namun, ia menambahkan, untuk sewa bulanan keadaannya lebih baik, karena umumnya penyewanya adalah perusahaan. (Gunawan Setiadi)

Sumber : Kompas

Baca juga Tips melakukan sewa mobil

0 komentar:

 
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action