Selasa, 10 Juni 2008

Bunga Kamboja Makin Semerbak


Citra bunga Plumeria alba semakin semerbak saja. Tanaman yang d Indonesia dikenal dengan nama kamboja dan lebih dikenal tumbuh di areal pemakaman itu, kini mulai menyemarakkan halaman rumah dan taman-taman kota. Kamboja kini telah berubah menjadi tanaman hias yang menawan nan indah. Tak heran, bila harganya pun kini mulai melangit. Di pasar bunga, bibit kamboja yang baru berusia dua bulan dihargai sekitar Rp 200-an ribu.

Keindahan serta keanggunan warna bunganya yang variatif membuat tanaman kamboja semakin dipuja. Citra bunga kamboja semakin melambung sejak para pakar tanaman terus mengembangkan variasinya lewat aneka kawin silang. Pohon kamboja berevolusi dari warna awalnya yang putih dan merah muda menjadi warna oranye, merah marun, kuning, serta aneka warna lainnya. Semakin cantik dan indah bunganya, harganya pun terus menggila hingga mencapai jutaan rupiah.

Plumeria Sp ini merupakan spesies tumbuhan yang awalnya tumbuh di Amerika tropik dan Afrika. Sebagai tanaman hias, varitas kamboja kini hampir mencapai 50 jenis. Ciri khas tanaman ini memili batang yang berkayu keras tinggi. Selain itu, tanaman ini juga memiliki cabang yang banyak. Tingginya bisa mencapai lebih enam meter.

Batang utama besar, cabang muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun tanaman kamboja berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan kedua ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga lebat. Sedangkan, bunga -- yang menjadi daya tarik kamboja-- berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai.

Daun bunga umumnya berjumlah lima buah. Tanaman hias yang tengah naik daun ini, biasa berbunga sepanjang tahun. Kamboja biasanya tumbuh subur di dataran rendah hingga ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut. Namun, beberapa daerah di Tanah Air memiliki sebutan tersendiri untuk bunga yang satu ini. Orang Jawa menyebutnya Semboja. Orang Bali mengenalnya dengan bunga Jebun. Samoja atau Kamoja biasa diucapkan orang Sunda untuk menyebut tanaman ini. Orang Gorontalo memberinya nama bunga Lomilate. Masyarakat di Pulau Madura mengenalnya sebagai Campaka molja atau Bakul.

Kamboja memang tergolong tanaman yang khas. Konon, usia tanaman hias ini bisa mencapai ratusan tahun seperti kaktus raksasa. Tanaman kamboja tahan lama, karena memang tergolong tanaman suculent yang dapat menyimpan air pada seluruh bagian mulai dari akar, batang, daun, bunga, sampai buah. Tak heran, bila banyak orang yang mengenal tanaman ini sangat tahan banting.

Kamboja Jepang
Di antara aneka varitas bunga kamboja yang ada saat ini, Adenum obesum atau kamboja Jepang merupakan primadona. Meski sama-sama satu famili dengan Plumeria Sp, yakni Apocynaceae, namun tampilan kamboja Jepang berbeda dengan kamboja biasa. Dari segi fisik, kamboja Jepang hampir mirip dengan bonsai. Terlebih pada akarnya, memang akar Adenium semakin tua akan kian membesar. Tapi, justru disitulah muncul daya tarik dari tumbuhan yang satu ini. Tentu, bunga tetap menjadi magnet dan daya tarik tumbuhan ini.

Lantaran ukurannya yang mirip bonsai, Adenium banyak dihadirkan dalam sebuah pot. Sehingga akar tanaman bisa dipandang dan tampak indah. Selain itu, kini juga banyak muncul aneka bentuk dan warna bunga Adenum yang merupakan hasil silangan. Selain fisiknya juga kecil, kamboja Jepang memiliki daun panjang kecil dan akar berbentuk umbi (dapat membesar). Adenum juga berasal dari luar Indonesia, konon tumbuhan ini berasal Aden di Yaman. Namun, ada pula yang menyebut dari daratan Afrika, seperti Senegal sampai Sudan, Kenya, Mozambik, Namibia, dan sekitarnya.

Selain menjadi tanaman hias yang memperindah bagian interior dan eksterior, Adenum dengan bentuknya yang indah dan sedap dipandang mata kini banyak dijadikan bunga parsel. Tak hanya itu, tanaman ini juga didukung dengan sifat tanaman yang kuat dan tahan lama. Bunga kamboja kini memang sedang digemari pecinta bunga. Tak hanya di Indonesia, tapi juga diberbagai negara lainnya. Bahkan, banyak muncul kelompok pecinta Plumeria ini. Para pecintanya di Amerika Serikat, Plumeria biasa dihadirkan di pekarangan belakang rumah atau tumbuhan di taman rumput.

Plumeria juga cocok ditampilkan sebagai pohon pagar pada taman. Warna dan tekstur tanaman ini, akan membuat taman tersebut menjadi lebih indah. Bunga kamboja pun kerap pula ditanam di dekat jendela kamar tidur. Sehingga, bunga ini tampak indah dan baunya begitu semerbak. Tampilan bunga itu akan semakin menarik untuk dinikmtai pada malam di musim panas. Kehadirannya di sebuah taman juga diyakini mampu memberi sentuhan eksotik. Bila Anda ingin menghadirkannya di atas meja tamu atau keluarga, cukup rontokan saja bunganya, bunga kamboja akan tetap terlihat indah. Kamboja mampu memberi nuansa tropis pada ruangan Anda.

Sesuai iklim Indonesia
Plumeria memang sangat cocok tumbuh di Indonesia. Selain tak butuh banyak air, perawatan tanaman ini juga tak terlalu sulit. Anda cukup menyianginya agar tampak terlihat indah dan rapi. Bila Anda ingin menanamnya, tingal siapkan pot berdiameter antara 30-60 cm, dengan tinggi 40-50 cm. Setelah itu, isi pot dengan media tanam berupa tanah kebun berhumus, pupuk kandang, dan pasir. Porsinya media tanam itu 2:2:3. Dasar pot diisi dengan koral agar resapan air bisa lebih sempurna. Barulah media tanam dimasukkan.

Anda bisa menanam bibit dengan tinggi sekitar satu sampai dua meter. Agar pertumbuhannya bisa lebih baik, dalam sehari tanaman ini harus terkena sinar matahari selama delapan jam. Kini, kamboja memang tak lagi menjadi bunga yang angker. Malah, Plumeria menjadi tanaman hias yang terus dicari pecintanya.

Visit our category :

- Flowers
- Gifts
- Hampers
- International Florists
- Roses
- Wine & Spirits

0 komentar:

 
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action